Radio Komponen Tools Jaringan Koneksi SIgnal Frekuensi

Monday, October 22, 2018

STACKING TANPA T-CONNECTOR , TETAPI JUGA TANPA POWER SPLITTER / DIVIDER.

Stacking

STACKING TANPA T-CONNECTOR , TETAPI JUGA TANPA POWER SPLITTER / DIVIDER.



STACKING TANPA T-CONNECTOR , TETAPI JUGA TANPA POWER SPLITTER / DIVIDER

By: Djoko Haryono


Beberapa dari rekanan amatir radio ada yang terlatih memakai arti “Stacking Antenna memakai T-Connector” ( yang dimaksud bukan nama matching devicenya seumpama Power Divider , Power Splitter , ¼ Lambda Transformer dll. Hal tersebut untuk memperbedakan ( tunjukkan ) jika jika pada pada skema yang lainnya ( Power Divider ) T-connector tak akan dipakai ( atau jika jumlahnya antennanya banyak, T-Connectotnya cuma –katakanlah- 1 bh. saja.

Jika saya lebih senang memakai arti “Matching Transformer” ( ¼ Lambda Transformer ) atau Matching Harness , di banding memakai arti stacking memakai “T-Connector” sebab yang jadikan matching itu ialah transformernya serta bukan connectornya.

Ditambah lagi jika seseorang amateur radio inginkan lakukan stacking dengan effisiensi yang tinggi sekali , jadi untuk tujuan membuat sambungan parallel pada antenna2 yang akan di stack serta menggunakan matching transformer , jadi effisiensi paling tinggi malah didapatkan dengan MENGHILANGKAN / MENIADAKAN CONNECTOR pada sambungan2 antar kabel.

Connector2 ( termasuk penggunaan T- Connector , dan Power Divider yang diperlengkapi connector ) biasanya cuma dipakai pada komunikasi “Darat ke Darat” ,aupun pada skema “Broadcast”.

Tapi pada jenis2 komunikasi yang ( lebih / semakin ) menuntut tingkat effisiensi paling tinggi ( baik komunikasi satelit serta APALAGI komunikasi EME / MOONBOUNCE ) jadi seringkali beberapa amateur radio justru mesti “MEMBUANG” ( tidak memakai ) Connector serta cuma menggunakan connector sesedikit mungkin contohnya pada output / terminal antenna Transceicer.

Connector / male-female / T-Connector / sambungan connector / barrel ataupun elemen apa pun yang terpasang pada aliran transmisi / coax serta terdapat di antara transceiver serta ( serangkaian ) antenna mempunyai serta memunculkan rugi2 ( losses ) yang dimaksud INSERTION LOSS. Pada tiap-tiap ( atau masing2 connector atau elemen / instrument ) itu memunculkan losses yang –katakanlah- di bawah 1 dB ( contohnya 0 koma demikian dB ) sampai lebih dari 1 atau 2 dB untuk instrument2 spesifik , TETAPI PADA KOMUNIKASI EME serta RUANG ANGKASA , ITU SEMUA KALAU DIJUMLAHKAN , JUMLAHNYA SUDAH CUKUP UNTUK MENGGAGALKAN KOMUNIKASI.

Demikian tingginya kriteria losses ( dan tuntutan tingkat noise yang perlu serendah mungkin ) pada beberapa macam komunikasi seperti itu. Itu penyebabnya connector2 seringkali “tidak laku” serta butuh didepak pada stacking2 antenna atau skema seperti itu. Koneksi / sambungan pada ‘jarum” inner connector male pada connector female yg kurang erat ( ditambah lagi ada oksidasi ) telah dapat jadi penambahan sumber noise.

Jika dapat , tak akan ada connector serta semua sambungan yg ada mesti “tersolder erat” , menyatu serta tersambung langsung. Ujung2 braid mesti terproteksi rapat serta tersolder “mati” sati sama lainnya.

Cukup dengan “semua tersambung langsung” seperti ini effisiensi aliran transmisi / coaxial serta antenna akan dapat sampai effisiensi tertinnginya , mempunyai tinggkat “noise temperature” terunggul / terlayak.
Disinilah arti “T-Connector” atau “T-Connector Stacking” jadi tak akan terpakai.
Walau cara seperti ini cuma umum dipakai pada jenis2 komunikasi radio yang begitu susah ( komunikasi EME ) , tapi bukan bermakna langkah tersebut tidak dapat digunakan pada komunikasi “biasa” ( darat ke darat ). Jika diterapkan untuk komunikasi darat , TETAP AKAN BISA MENAIKKAN EFFISIENSI seandainya didesain serta dibikin dengan benar ( mesti tahan hujan / kelembapan / sesudah tuntas dibikin dirapatkan kedap cuaca dengan bahan epoxy dll ).

Itu beberapa fakta kenapa saya lebih tertarik memakai arti matcing transformer , harness atau divider / splitter , di banding mekaia arti “men-stack memakai T-Connector”

Di bagian bawah ( seputar akhir ) artikel ini kita dapat lihat bagaimana satu antenna stacking di mana T-Connector justru “dibuang” sebab merugikan ( tetapi sisi yang lain dari link DK7ZB berikut ini ialah cara2 stacking “biasa” yang digunakan pada komunikasi darat biasanya

Mungkin cuma sebab rutinitas penulis artikel tsb. yang biasa lakukan experiment komunikasi yg manfaatkan “memantulkan signal radio dengan menembakkan / mengarahkan nya ke permukaan bulan / Earth Moon Earth / EME / Moonbounce” itu membuat dia jadi terlatih mengajari langkah stacking yang tiada memakai connector walau cuma untuk komunikasi bumi kebumi saja ).

Serta menambahkan selubung / sleeve pelindung tembaga yang menutupi tiap-tiap ujung coax itu tidak sekedar hanya supaya didapatkan "positive soldering" saja / solderan kuat serta sisi braid/anyaman / outer coax tidak dapat kembali bergeser-geser ketikakabel dipegang , antenna ditat dll ), tapi yang lebih terpenting ialah itu untuk MEMINIMALISIR KEBOCORAN RF yg dapat berlangsung di ujung2 kabel yang braidnya kendor/tidak rapat , berubah atau putus beberapa sebab gerakan2 atau karena efek proses dari pembuatan koneksi.

Dengan langkah tersebut manfaat shield betul2 full shielding. Nyoldernya mesti hati2 supaya tidak meluluhkan / mmpengaruhi bentuk bahan2 isolator dari coax. Jadi kemampuan solder yg digunakan mesti pas. Semua bahan semestinya bahan baru ( belumlah teroksidasi hingga penyolderan dapat dikerjakan singkat tetapi prima ).

Titik2 parallel seperti ini tetap diletakkan di dalam wadah/kotak yang dapat ditutup rapat tahan cuaca , jadi sambungan2 serta ujung2 coaxnya tidak ter-expose langsung pada panas matahari , hujan , salju debu dll. ).
Location: Indonesia

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Total Pageviews

RADIO Web 2. Powered by Blogger.